Biasanya, produsen tidak akan mempertimbangkan faktor cuaca saat melakukan pengujian pengembangan smartphone. Tapi mulai sekarang, sepertinya kondisi ini akan berubah.
Menurut penelitian dari perusahaan analisis aplikasi mobile Apteligent, kecepatan aplikasi smartphone cenderung menurun saat musim panas yang bercuaca lembab. Berdasarkan laporan, “Pada musim panas, kecepatan aplikasi rata-rata akan lebih lambat 15%. Secara ilmiah, hal ini dipengaruhi oleh perambatan gelombang radio.”
Meningkatnya uap air membuat gelombang radio melemah, khususnya pada pita frekuensi (bandwidth) yang tinggi. Artinya, cuaca lembab pada musim panas menyebabkan sinyal smartphone berkurang, sehingga kecepatan pada aplikasi juga menurun.
Berdasarkan penelitian Milda Tamošiūnaitė yang berasal dari Pusat Ilmu Fisika dan Teknologi di Vilnius, Lithuania, sinyal radio melemah di cuaca yang lembab seperti saat hujan, hujan es, dan turun salju.
Interupsi seperti itu cenderung lebih berasa terhadap frekuensi tinggi, khususnya bagi frekuensi di atas 1 GHz. Maka itu, layanan LTE yang berfrekuensi di atas 1 GHz akan paling merasakan masalah tersebut.
Dari hasil laporan Apteligent, rata-rata penundaannya hanya 60 milidetik, di mana belum akan dirasakan pada percakapan telepon sehari-hari. Sama halnya, pengguna aplikasi juga tidak akan merasakan adanya penundaan tersebut bila cuaca adalah satu-satunya faktor yang terjadi. Akan tetapi, terdapat banyak faktor lain yang juga berhubungan dalam mempengaruhi sinyal.
Maka itu, faktor cuaca tidak dapat diabaikan karena juga dapat berdampak signifikan ketika semua faktor lain terjadi bersamaan.
Eric Richardson, software engineer senior dari Willowtree menyatakan penundaan 60 milidetik sebenarnya hanya selama “sekejap mata.” Dia juga menambahkan, sebagai perusahaan yang telah mengembangkan lebih dari 35 aplikasi Android, biasanya selalu melakukan pengujian simulasi terhadap jaringan 3G dan 4G.
Namun dia juga mengatakan, “Sebelum ini, faktor cuaca tidak pernah menjadi pertimbangan kami, tapi kondisi saat ini sudah berbeda. Dibanding uji coba hanya dengan mengkoneksi smartphone ke WiFi kantor, kami perlu pengujian yang lebih realistik.”